journey

blog ini merupakan sebuah perjalanan saya di dunia sastra yang masih terus akan berubah hingga saya menemukan jati diri saya yang sebenarnya.

21 November 2008

sang legendaris


Mengintip Bach, Beethoven, Mozart...

Dengan rasa kagum sejarah mengabadikan nama komponis-komponis agung seperti Bach, Handel, Haydn, Mozart, Beethoven, Schubert dan lain-lain. Mereka adalah jenius yang menghasilkan musik yang memberi rasa indah kepada hati umat untuk berabad-abad lamanya. Mungkin kita menduga bahwa sebagai jenius mereka dengan mudah menghasilkan karya-karya besar. Dugaan itu keliru. Karya mereka bukan lahir begitu saja, melainkan melalui banyak pergumulan belajar dan berdoa. Marilah kita mengintip pergumulan mereka.

JOHANN SABASTIAN BACH (1685-1750) sudah menjadi yatim piatu pada usia sembilan tahun, justru pada saat ia belajar mengembangkan minatnya pada musik. Tetapi Bach berkemauan keras. Ia membaca buku hanya dengan sinar bulan yang masuk ke jendela kamarnya. Ia tidak segan berjalan kaki sejauh puluhan bahkan ratusan kilometer selama berhari-hari untuk bisa mendegarkan konser organ. Sebelum mengarah sebuah lagu, lama Bach berdiam diri ... lalu di kertas kosong yang akan digunakannya ia menulis : J.J. (Jesu Juva, artinya Yesus, tolonglah saya) Kemudian kalau sudah selesai pada bagian akhir kertas itu Bach menulis : S.D.G. (Soli Deo Gloria, artinya Kemuliaan bagi Allah). Bach mengagumi Daud yang memberikan tempat yang penting pada nyanyian dan musik dalam ibadah. Dalam Alkitabnya, di bawah 1 Tawarikh 25, Bach mencatat :"Musik adalah buah Roh Kudus." Bach juga sangat terkesan pada 2 Tawarikh 5:13-14 "Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya ... Pada ketika itu rumah Tuhan dipenuhi awan ... kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Allah."

GEORGE FREDERIC HANDEL (1685-1759) mempunyai cara lain dalam pergumulan mencari ilham. Untuk mengarang sebuah oratorium Handel mengurung diri selama berhari-hari di kamarnya. Ia tidak mau bertemu dengan siapapun. Pada suatu hari ia pernah keluar dari kamarnya memegang kertas-kertas berisi karyanya sambil menangis dan berteriak, "Saya telah melihat sorga, saya telah melihat Tuhan!"

FRANZ JOSEPH HAYDN (1732-1809) lahir dalam keluarga miskin di desa di pedalaman Austria. Ia mencari nafkah dengan jalan menjadi pemain biola di depan restoran. Baru kemudian hari ia bekerja sebagai musikus di rumah-rumah bangsawan. Haydn dijuluki "Bapak segala simfoni", sebab ia mengarang begitu banyak simfoni. Sebelum ia mengarang suatu simfoni, ia lebih dulu bertelut di depan pianonya dan meneduhkan diri. Ia pernah menjelaskan, "Dalam keteduhan seperti itulah saya meminta bakat yang diperlukan untuk bisa memuliakan Tuhan dengan pantas."

WOLFGANG AMADEUS MOZART (1756-1791) belajar piano pada usia empat tahun, dan pada usia enam tahun ia sudah bermain konser. Segala sesuatu berjalan begitu cepat dalam hidup Mozart. Ia melejit ke atas sebagai pemusik yang paling populer di Austria. Banyak orang jadi penggemarnya, tetapi banyak juga yang membenci dan iri kepadanya. Pernah Mozart menulis kepada ayahnya, "Papa jangan khawatir, saya dipelihara Tuhan. Saya sering takut Tuhan marah ..., tetapi saya merasakan kemurahan hati dan kelemah-lembutan Tuhan." Mungkin karena merasakan kemurahan Tuhan, maka Mozart bermurah hati kepada banyak orang. Ketika rekannya sakit, Mozart menggantikan kawannya untuk menyelesaikan karyanya, lalu seluruh pembayaran untuk karya itu diserahkan kepada kawannya. Mozart meninggal pada usia 35 tahun dalam keadaan yang mengenaskan. Untuk membeli peti jenazah pun tidak tersedia uang.

LUDWIG VON BEETHOVEN (1770-1827) terserang penyakit telinga menjelang usia 30 tahun, lalu ia menjadi tuli secara total. Bayangkan bagaimana terpukulnya seorang komponis lagu kalau ia menjadi tuli. Dalam kesedihannya ia menulis, "Aku merasa sepi, sangat sepi. Tetapi aku merasa Tuhan dekat." Beethoven banyak membaca buku renungan. Buku kegemarannya adalah Imitatio Christi (artinya: Meniru Kristus) karangan Thomas a Kempis. Walaupun Beethoven tuli, namun ia tetap produktif sepanjang hidupnya dengan menghasilkan begitu banyak simfoni, oratorio, opera dan sonata piano yang menakjubkan. Salah satu warisannya adalah nyanyian "Kami Puji Dengan Riang" di Kidung Jemaat, no. 3.

FRANZ PETER SCHUBERT (1797-1828) lahir dalam keluarga guru sekolah dasar yang miskin. Untuk mengarang lagu ia tidak mampu membeli kertas, sehingga ia menulis di kertas bekas. Schubert meninggal dalam usia 32 tahun karena wabah typhus yang melanda perkampungan kumuh di kota Wina tempat ia tinggal. Dalam catatannya ia menulis : "Ketika saya menciptakan musik, saya beribadah kepada Tuhan, dan saya menciptakan musik supaya orang beribadah kepada Tuhan." Tulisan di atas bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa komponis-komponis besar itu orang-orang sempurna. Mereka manusia biasa dengan sifat buruknya masing-masing. Misalnya, Handel dikenal sebagai orang yang suka mengumpat dan memaki. Mozart kurang dewasa dalam kepribadiannya dan suka memboroskan uang untuk berfoya-foya. Beethoven gampang naik darah, sehingga ia pernah melemparkan makanan di piring ke wajah seorang pramusaji restoran hanya karena makanan itu tidak sesuai dengan yang dia pesan. Yang mau dicatat di sini adalah bahwa orang-orang jenius itu dengan rendah hati mencari Tuhan sebagai sumber ilham. Mereka merasakan kedekatan dan keakraban dengan Tuhan sebagai saat-saat yang mengilhami karya musik mereka. Mereka mengaku bahwa bakat mereka adalah pemberian Tuhan dan adalah pantulan kemuliaan Tuhan, karena itu untuk kemuliaan Tuhan jugalah mereka mempersembahkan karya mereka yang agung itu. Kata dan nada yang lahir dari jari mereka adalah sentuhan tangan Tuhan. Ilham yang mereka peroleh adalah percikan Roh Tuhan.

06 September 2008

bingung

sekarang lagi gak mood nulis, ya emang gak baik juga sih gak diasah gini tapi gue juga bingung. ga ada inspirasi dan gak tau jalan gue ini mau kemana. kalo nulis, gue tertarik sih buat nulis seperti jurnalis gitu tapi gue belum pernah coba dan mungkin akan segera mencoba hahahha itu lah gue niat doang bro tapi pelaksanaannya mmmm nanti nanti hehehe. kalo nulis cerpen dan novel gue gak cukup inspirasi untuk buat itu hahhh bikin bingung aja padahal mestinya gue terus nulis. tuh gue kan gini udah tau letak kesalahan dan apa yang musti gue lakuin tapi tetep aja gak ada semangat untuk meneruskan niat. orang yang sangat merugi lah gue. hanya berkhayal gue bisa buat sesuatu yang membanggakan dan gak diremehin lagi sama temen2 gue. eits, itu sebenernya udah jadi andelan gue tapi entah ya tetep aja gue gak bisa melakukannya. bisa sih tapi gak dilakukan. aaaargh kapan gue bisa seperti orang orang yang gue kagumi itu. hanya bisa terus bermimpi.

18 February 2008





hmm...inilah douze seours atau twelve sisters of the travelling underwear...kita adalah sekelompok anak smu yang ................................................................... . kita berdua belas bersekolah di SMUN 6 JAKARTA dan duduk dikelas yang sama. yaitu kelas x.2 atau nama kerennya....RAXEDAF X.2 (rakyat sepuluh dua anti freak).....

kita terdiri dari 12 cewek dan kita juga punya nomor ds masing-masing...penomoran di lihat dari tanggal kelahiran. anggota ds yang ulang tahunnya lebih dulu dari yang lain mendapat nomor DS # 01 (nomor gue) dan seterusnya...

Berikut urutan nomor dan D.O.B nya :

DS # 01 : efi : 7-01

DS # 02 : indah : 19-02
DS # 03 : astri : 4-03
DS # 04 : rona : 10-03

DS # 05 : chita : 11-03
DS # 06 : renin : 14-05
DS # 07 : dwi : 16-06

DS # 08 : deva : 19-07
DS # 09 : anggie : 26-08
DS # 10 : fatma : 24-09

DS # 11 : nabila : 21-10
DS # 12 : dinda : 27-10

(SEDANG DI LENGKAPI)

GOOD NIGHT JAKARTA (novel ketiga)

GOOD NIGHT JAKARTA

Diseberang jalan dekat bandara terlihat seseorang yang sedang menunggu sesuatu. Malam ini angin bertiup kenjang. Udara dingin menyelimuti kota metropolitan yang sarak dengan kemewahan dan kemiskinananya. Gadis setengah telanjang itu berdiri merangkul lelaki hidung belang yang baru ia temui satu jam yang lalu. Sementara itu pria diseberang jalan yang terus menggenggam ponselnya hanya menunggu dan berharap malam akan segera berakhir. Pukul 12 malam tadi ia baru saja tiba dari negeri paman sam. Ia bingung harus bagaimana, malam-malam begini mana mungkin ada taksi atau angkutan umum untuk mengantarkannya pulang kerumah. Lalu ia menelpon orang rumah dan meminta mereka menjemputnya, tetapi jawaban yang ia dapat mengharuskannya menginap dihotel untuk semalam.

“hhh...” ia menghembuskan nafasnya setelah menutup telepon.

Tapi ia memutuskan untuk tidak menginap dihotel. Ia pikir ini kesempatan langka melihat indahnya malam di kota jakarta yang sudah lama sekali ia tinggalkan. Langkanya kesempatan itu membuatnya harus mampu bertahan dari dinginnya malam. Para PSK dan waria terus menggodanya sejak tadi dan para gelandangan yang terus menatapnya dengan pandangan aneh dan berharap mereka mendapat sedikit uang dari saku pria itu. Tapi walau pun begitu ia sangat menikmatinya. Sesekali ia menghirup dalam-dalam udara malam ini dan menghembuskannya dengan lega. Malam mulai menyingkir Dari tempatnya dan bertukar posisi dengan fajar. Perasaan pria berkaca mata itu kini sedikit tenang karena para pekerja malam itu mulai pergi meninggalkan malam sang jakarta dengan bergantinya hari. Dalam hatinya ia berdoa agar kelak makhluk malam yang ia temui itu akan sadar dan bertaubat kepada sang khalik dan gelandangan-gelandangan yang malas itu akan segera berbuat sesuatu yang baik. Bagaimana pun juga hal yang mereka lakukan sekarang itu sangat dibenci tuhan dan hanya akan merusak tempat yang mereka pakai untuk mencari uang. Akhirnya selama kurang lebih empat jam ia menunggu, pria itu pun bertemu dengan orang yang ia tungggu-tunggu. Sekarang malam benar-benar menyingikir Dari kota jakarta. Terlihat lalu lalang mobil yang mondar-mandir melintasi jalan raya. Jalan yang semalam ramai dengan wanita penghibur dalam hitungan menit telah disulap menjadi kota yang akan sangat sibuk untuk seharian penuh.

Setelah beberapa menit ia menghirup udara pagi kota yang sangat ia cintai, pria yang sudah setia menunggu adiknya untuk menjemput, akhirnya memasuki mobil sedan hitam yang ada di depannya.

Pria yang kerap disapa dengan nama ‘jo’ menatap langit yang mulai terang. Dalam tatapannya ia melihat sebuah ruang gelap yang mulai terisi dengan cahaya lampu petromak yang paling terang. Masa depan sudah menunggunya dan kini ia hanya perlu menata sedemikian rupa hingga menjadi sebuah ruang yang benar-benar layak untuk ditempati.

“are you ok, jo?” tanya ben pada kakaknya yang masih terus memandangi langit Dari dalam jendela mobil.

“do you think I’m crazy?” jo balik bertanya pada adiknya. Ben hanya tersenyum mendengar ucapan kakaknya.

Dalam hatinya ben mengucapkan,”yes, lu kakak gue yang paling gila”. Dari dulu kakak beradik ini selalu kompak dan tidak pernah bertengkar seperti orang lain kebanyakan. Mereka berdua saling mengerti satu sama lain. Jika ben ada masalah jo akan datang sebagai juru selamat. Begitu pun sebaliknya dengan jo.

Setelah menyalakan mesin, ben segera menjalankan mobilnya menuju rumah mereka yang ada didaerah bintaro. Dalam perjalanan jo hanya memandangi jalan-jalan disekitar. Ia masih mengira kalau keberadaannya dijakarta hanya mimpi. Selama lima tahun jo meninggalkan jakarta untuk meneruskan sekolah S1 nya di USA. Ini pertama kalinya jo mengunjungi jakarta setelah kepindahannya ke luar negeri. Rasa rindu dengan tanah air sangat dirasakan jo. Kenangan-kenangan saat masih tinggal dijakarta membuatnya meneteskan air mata. Jo begitu terharu saat melewati monas. Dulu saat masih sekolah dibangku SMA jo dan teman-temannya sering bermain skater dan sepeda disana. Atau hanya sekedar berkeliling jakarta saat malam minggu atau berkencan dengan teman wanita sambil duduk ditaman dekat monas. Teringat dengan teman-temannya, ia baru sadar kalau mereka semua sudah tidak tinggal dijakarta. Teman-temannya sama nasibnya dengan jo. Masing-masing meneruskan sekolah di luar negeri dan kebanyakan diantara mereka bekerja dan menetap disana. Jadi kemungkinan untuk bereunian atau bernostalgia sangat kecil. Mungkin jo hanya bisa bertemu dengan satu sahabatnya yang tinggal diBandung. Satu-satunya sahabat jo yang tidak bekerja diluar negeri. Namanya anwar. Diantara tiga temannya, hanya anwar yang paling dekat dengannya. Sambil mengusap air mata, jo mencari nomor telepon anwar.

Tidak sengaja ben melihat kakaknya mengusap air mata. Ben heran dan tertawa kecut.

“lu nangis jo?” tanya ben sambil terus menyetir.

Jo agak malu ben bertanya seperti itu.

“gue kangen sama jakarta” sangat singkat tetapi cukup memberi jawaban untuk ben.

Ben menepuk pundak jo, mencoba untuk meringankan rasa haru nya.

“tenang jo, sekarang jakarta lu udah didepan mata. Kalo lu mau, lu bisa teriak dan bilang kesemua orang lu cinta jakarta” ucapan ben membuat jo semangat. Sarannya untuk mengungkapakan kerinduannya akan jakarta dengan berteriak, menggugah hatinya.

Tanpa memberitahukan ben, jo langsung membuka jendela mobil. Beberapa detik setelah membuka kaca jendela, jo mengeluarkan kepala dan setengah bandannya keluar mobil dengan tersenyum lebar.

“ GUE...CINTA...JAKARTA...AARRGGHHHKKKK...” teriakan jo membuat semua pengendara melihat kearahnya dengan wajah terheran-heran dengan tingkah lakunya.

Untungnya jalanan masih sepi tidak terlalu banyak kendaraan yang melintas sehingga tidak terlalu bahaya untuk jo mengeluarkan setengah badannya. Setelah melakukan aksinya jo kembali memasukan tubuhnya kedalam mobil. Jo merasa sangat puas sudah meluapkan kerinduannya meskipun hanya dengan berteriak dan mengatakan ia cinta jakarta. Ben, ikut-ikutan senang. Ia tidak menyangka jo akan melakukan saran yang ia lontarkan padahal itu hanya gurauan saja. Ben juga tidak menyangka dengan teriakan jo. Sama seperti dulu, teriakan jo masih terdengar nyaring seperti teriakan anak perempuan.

“sadeeesss jo...” ucap ben sambil menoyol sedikit kepala kakaknya.

“gila, teriakan lo masih sama kayak dulu. Nyaring. Kayak anak cewek. Ha ha ha...” lanjut ben.

Dan keduanya tertawa bersama. Mungkin jika orang lain tau bagaimana saat jo dan ben sedang berdua akan merasa iri dengan mereka. Tidak heran jika orang lain iri karena mereka berdua adalah kakak beradik yang paling akrab. Apalagi jika sedang berurusan dengan perempuan. Jo yang pemalu pada setiap perempuan akan terbantu dengan adanya ben disampingnya. Untuk soal hati dan cinta ben-lah pakarnya. Saat itu posisi mereka akan bertukar. Jo menjadi adik dan ben menjadi kakak.

Jo tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Ini adalah sejarah dalam hidupnya dimana ia benar-benar bisa merasakan kecintaannya pada tanah air.

Melihat senyum yang terpancar dari kakaknya, ben merasa kebahagian akan segera datang pada mereka.

Entah kata-kata apa yang akan diucapkan jo ketika sesampainya dirumah. Mungkin ia akan menangis dan tak berkata apa-apa. Jo rindu sekali dengan ibunya, satu-satunya orang tua yang ia miliki. Jo sayang sekali dengan ibunya, bahkan saat ia mendapatkan beasiswa ke Amerika, ia kebingungan apakah akan mengambil beasiswa tersebut sebab ia harus memilih antara sekolah diluar negeri atau ibunya. Tapi berkat motivasi sang ibu, akhirnya jo memutuskan untuk mengambil beasiswa itu. Ibunya ingin sekali melihat jo berhasil dan harapan itu membuat jo terdorong untuk berbuat sesuatu yang dapat membanggakan orang tuanya.

Satu jam perjalanan terasa begitu lama, jo sudah tak sabar ingin sampai tiba dirumah. Berkali-kali ia hendak menelpon ibunya tapi selalu dicegah oleh ben.

“jangan jo, kita bikin sureprise buat nyokap. Gimana sih lo”, ucap ben dengan tegas.

Jo hanya bisa menghelas nafas. Ia merasa sedikit bosan berada di dalam mobil. Ben sedang serius mengendarai mobil, jo tidak mau membuyarkan konsentrasinya. Takut kejadian 4 tahun lalu saat ben dan dirinya mengendarai sepeda motor. Karena mengendarai dengan tertawa dan bercand, tak sengaja ia menabrak mobil sedan yang lewat di depannya. Mereka berdua luka parah, terutama jo. Ia mendapati patah tulang kaki di sebelah kiri. Dan semenjak kejadian itu ibunya selalu berpesan agar tenang saat berkemudi supaya tidak terulang lagi kecelakaan itu.

Ketika sedang mengingat-ingat kejadian itu, tiba-tiba ia terfikir untuk menyalakan radio. Kemudian jo menekan tombol on dan mengutak-atik tunner radio sambil mengingat-ingat frekuensi radio kesayangannya.

“seratus dua komaaa....koma berapa yah? Berapa yah? Cckk...lupa lagi. Seratus dua koma...”, jo mencoba mengingat.

“prambors itu seratus dua koma dua fm”, ucap ben sambil terus mengemudi.

“naaah...iye tuh, seratus dua koma dua fm. Huh, untung lo inget. Haha...udah lama gue gak dengerin tuh radio”, kata jo sedikit curhat. Lalu ia langsung mengganti frekuensi 102,2 fm.

“lah, emang di sana gak ada internet apa?”, tanya ben meledek.

“pasti ada lah, Cuma gue nya aja yang sibuk. Sibuk ngurusin skripsi. Jadi kalo gue connect, biasanya udah gak kepikiran apa-apa lagi kecuali nyari bahan di internet.” Jelas jo panjang lebar.

Open up your eyes then you realize

Here i stand with my everlasting love

“need you by my side, girl to be my pride, never be denied everlasting love...”, jo ikut bernyanyi ketika mendengar lagu itu. Ia juga teringat sesuatu begitu mulai menyanyikan lagu itu. ia teringat saat masa-masa SMU dulu. Saat ia masih memiliki pacar yang bernama kikan. Kikan suka sekali dengan jamie cullum. Apalagi lagunya yang berjudul everlasting love.

“L, kamu tau gak? Aku suka banget sama everlasting love nya jamie cullum. Keren banget. Kamu udah pernah denger?”, jo ingat kikan pernah berkata seperti itu padanya. Dan ada hal yang menarik saat mereka pacaran dulu. Mereka memiliki sebutan sayang yang aneh. Biasanya orang-orang memanggil pacarnya dengan sebutan cinta, sayang, beib atau lainnya. Tapi mereka lain, jo memiliki sebutan L dan kikan M. L untuk lutung dan M untuk monyet. Terdengar sangat aneh memang tetapi untuk mereka, itu adalah sebutan yang bagus.

*kelanjutan cerita masih dalam proses*

rahasia tanah kebon jeruk (c.6)

rahasia tanah kebon jeruk

Nama gue akbar, salah satu sandra yang disekap di gedung tua ini. Gue gak sendirian, ada empat orang yang jadi korban penculikan yang sama nasibnya kayak gue. Salah satunya adalah hanna, satu-satunya cewek yang ikut disekap dan tiganya cowok semua, yudha, galeb, dan mamat. Gue gak ngerti kenapa mereka bisa ikut-ikutan diculik padahal setau gue mereka berempat berasal dari keluarga yang biasa-biasa aja. Tadi gue sempet nanya-nanya sedikit tentang keluarga mereka dan jawabannya mereka bukan anak orang kaya, jadi gak mungkin kalau penculiknya mengharapkan tebusan dari mereka, kecuali gue. Tapi seandainya gue yang jadi inceran kenapa mereka berempat ikut diculik juga. Apa mungkin penculiknya komplotan human trafficking. lagi-lagi kenapa mereka mau ngejual kita, harusnya kalau penculik mau uang, mereka kan bisa minta tebusan sama keluarga gue dan gak perlu melibatkan mereka berempat. Satu-satunya alesan kenapa mereka nyulik kita berlima adalah karena mereka gak tau status sosial keluarga koban dan mungkin penculik gak peduli dengan hal itu karena memang tujuan mereka menculik kita adalah human trafficking. “ AAARRRGGGHHH... “. Suara hanna. Ada apa sama dia. “ yud, hanna kenapa ? “, jawaban yudha sangat singkat tapi sangat jelas. “ mati. “. Jelas sekarang, meraka gak menginginkan apapun dari kita tapi apa yang mereka mau dari kita kalau bukan uang. “ bar, gimana ceritanya lo bisa ada disini? “, tanya mamat. “ tadi siang diparkiran mol waktu gue turun dari mobil tiba-tiba gue langsung dibawa kesini. Hmm, kalau lo sendiri ? “, tanya gue balik. “ gue diculik sama mereka waktu lagi gali tanah. “, “ what? Gali tanah. For what? “, mamat menghirup nafasnya dalam-dalam sebelum bercerita. “ bokap gue itu seorang tukang bangunan dan dia dapet kerjaan untuk gali tanah yang bakal dibuat kolam renang karena bokap udah capek akhirnya gue deh yang gali tanah dan baru setengah gali tiba-tiba ada tiga orang yang nyamperin gue dan langsung bawa gue. “. Apa maksud mereka menculik mamat yang lagi gali tanah. Sekarang tinggal kita berempat yang masih ada diruangan sempit dan kotor ini. “ percaya atau ngga gue disekap di gedung ini udah sepuluh tahun. “. Apa, galeb sepuluh tahun disekap disini. “gimana ceritanya? “ tanya yudha. “ awalnya dari suatu malam waktu gue lagi party sama temen-temen gue club dan pas gue kekamar kecil ada tiga orang yang nyerang gue dari belakang, gue sempet pingsan dan bangun-bangun gue ada disini. Sampe sekarang gue gak tau apa maksudnya mereka nyulik gue. “. Ini bener-bener aneh dan gak bisa gue tebak. “ heh, yud sekarang giliran lo. “, ucap mamat. “selisih satu jam sama akbar gue diculik disini, waktu gue lagi ngambil foto-foto di daerah kebon jeruk buat gue serahin ke redaksi majalah tempat gue kerja. Pas banget waktu gue ambil sebuah foto sebuah tanah kosong yang banyak ayam berkeliaran tiba-tiba ada tiga orang yang narik gue terus sampe deh gue disini. “. Mereka bertiga liat penculiknya yang berjumlah tiga orang tapi kenapa gue ngga. Galeb diculik selama sepuluh tahun, mamat diculik waktu lagi gali tanah, yudha diculik waktu ngambil objek foto didaerah tanah kosong yang ada ayam berkeliaran. Tanah kosong. “mat, daerah tempat lo gali tanah dimana ? “, “ dideket rumah gue di kebon jeruk. “. “ leb, coba lo inget-inget sepuluh tahun yang lalu waktu lo party sama temen-temen lo, ada kejadian apa yang buat lo terasa janggal? “. Galeb menundukan kepalanya dan mencoba mengingatnya. “ gue sih gak begitu inget banget soalnya waktu itu gue mabok, tapi seinget gue waktu gue mau pulang kerumah dari club, ada suara aneh mirip kayak petasan gue sih, mikirnya itu ulah anak-anak maklum waktu kejadian itu lagi bulan puasa. Biasanya kalo puasa gitu banyak yang maen petasan. “, “ leb, apa rumah lo didaerah kebon jeruk ? “. Galeb mengangguk-anggukan kepalanya. Ya, gue ngerti sekarang. Semua ini ada hubungannya dengan tanah kebon jeruk itu.















*kelanjutan cerita ini terhenti karena menurunnya daya khayal penulis*

Tak-tik Perjodohan (c.5)

Tak-tik Perjodohan

Di sudut kafe nampak seorang gadis berbaju biru muda. Ia terlihat semangat saat melihat orang yang sudah satu jam ia tunggu-tunggu akhirnya datang. “ sorry ya aku lama soalnya tadi abis bantuin mama beres-beres “. ucap seorang cowok pada dirinya. “ oh, gak apa-apa kok. Yang penting sekarang kita kan udah ketemuan “. gadis itu tersenyum dengan manis. Ben sangat beruntung bisa mendapatkan cika, si gadis manis yang sangat perhatian dan sayang padanya. Tapi ben menyalahgunakan kasih sayang cika untuk berselingkuh dengan gadis lain. Padahal gadis berwajah oriental itu tahu kalau pacarnya selalu membohonginya tapi entah apa yang selalu membuatnya mengiyakan ketika ben menolak keputusannya untuk mengakhiri hubungan mereka. “ ben, aku mau bilang sesuatu sama kamu “. Tampaknya cika ingin membicarakan sesuatu yang agak serius dengan ben. “ soal apa? “. Tanya ben pada cika. “ aku…aku…aku mau dijodohin sama orang tua aku ben “. Seketika ben yang akan meminum minuman pesanannya itu mendadak terhenti. Satu kata pun tak bisa diucapkannya. Mungkin ben sangat terkejut dengan kejutan yang diberikan pacarnya. Ben menatap cika begitu dalam sampai-sampai matanya tak bergerak sedikit pun. “ cika aku gak mau kehilangan kamu “. Perkataan ben sangat membuat hati cika tersentuh, air mata cika mengalir hingga membanjiri pipinya. “ aku juga ben, aku gak mau ninggalin kamu, aku sayang banget sama kamu tapi aku gak bisa berbuat apa-apa…”. Belum sempat cika melanjutkan perkataannya, ben sudah memotongnya lebih dulu. “ tapi kenapa? “. Cika terdiam tak bicara air matanya mengalir dengan deras. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya cika membuka mulutnya. “ mama sama papa akan bikin kamu kehilangan hidup kamu “. Ben tersenyum mendengar penjelasan cika. “ cika…cika sayang kamu denger baik-baik ya, walau pun papa kamu lakuin ini aku gak akan ninggalin kamu, walau pun aku sering bohongin kamu, walau pun aku suka selingkuh sama orang lain, walau pun aku suka mainin kamu tapi aku gak akan pernah ninggalin kamu bahkan sampai aku mati…”. Ben kali ini tidak main-main, ia serius dengan perkataannya. “ ben aku akan nyoba untuk bicara sama papa supaya perjodohan ini dibatalin, tapi apa kamu serius sama ucapan kamu barusan “. Ben menjawab dengan tegas. “ aku janji kalau kamu bisa batalin itu semua, aku janji, aku ben gak akan nyakitin kamu lagi dan aku akan setia sama kamu “. Cika tersenyum mendengar pernyataan ben. “ apa kamu serius ben? “. Ben hanya menganggukan kepalanya. “ ben, sebenernya aku gak akan dijodohin “. Ben sangat kaget saat itu. “ ben kamu masih mau kan janji sama aku “. Ben kini bisa tersenyum lega ternyata semua itu hanya tak-tik cika untuk membuatnya merubah sikapnya selama ini. “ aku ben akan selau setia dan gak akan nyakitin hati cika lagi “. Semua orang yang ada di kafe itu melihat kearah ben dan cika karena suara ben yang agak keras sudah membuat semua orang terganggu. Tapi sekarang cika lega dan tidak akan selau khawatir dengan sikap ben.

The end